WARNA WARNI PERSAHABATAN
Karya : Nada, Nia, Nifa, Audy
Di pagi hari yang cerah, berada di sekolah
yang bernama SMP Kadic, saat sedang berajalan menuju kelas, tiba-tiba “SREET”
“Hahaha..
jatuh ya, kasihan deh.” Kata Denia sambil berjalan meninggalkanku.
“Ih
Denia, kamu maunya apa sih?” kataku dalam hati.
Tanpa menghiraukan Denia, akupun bergegas
pergi menu kelas. Di dalam kelas, aku hanya duduk termenung melihat semua
teman-temanku tertawa riang bersama teman-temannya, kecuali aku. Ya, aku tidak
mempunyai teman di kelas ini, entah apa yang membuatku dijauhi oleh
teman-teman. Tak terasa bel masukpun berdering. Kami semua bergegas duduk di
bangku kami masing-masing.
“Haha..
gak punya temen ya? Kasihan banget sih kamu.” Ledek Denia dan kawan-kawannya.
“Eh!
Mau kamu apa sih? Aku kan gak ganggu kamu!”
Akupun bersabar dengan ejekan mereka. Aku di
kelas hanya sendirian, gurupun masuk dan mengajar. Selama belajar aku
memperhatikan guru dengan pandangan kosong.
Entah.. aku tidak tahu apa yang
sedang guru terangkan, karena aku terus memikirkan Denia. Akhirnya, Tania
menegurku dan bertanya
“Kamu
kenapa? Kok aku perhatikan kamu seperti melamun dan memikirkan sesuatu?”
“Jadi,
dari tadi pagi aku diejek oleh gengnya Denia.” Jawabku.
“yaudah,
kan masih ada aku, kamu main sama aku, dan Tika saja.” Ujar Tania.
“serius?
Terima kasih ya kamu mau main sama aku.” Kataku
“Iya,
sama-sama.”
Saat istirahat, akupun bermain bersama Tania,
Tika, dan Aini. Ternyata, mereka baik sekali meskipun baru kali ini bermain
sekaligus mengobrol denganku. Tak terasa, sekarang sudah waktu pulang sekolah.
Aku sangat senang menghabiskan waktu dengan bercerita dan bermain bersama
mereka bertiga. Sehabis itu, akupun berjalan ke gerbang sekolah. Di gerbang
sekolah, aku bertemu dengan Denia dan kawan-kawannya.
“eh!
Kamu belom pulang? Gak diemput ya? Haha.. anak kayak kamu mah gak pantes
sekolah disini!” ejek Delia.
“terus?
Kalo aku gak diemput kenapa? Masalah banget?” tanyaku dengan nada kesal.
“Masalah
lah, kan disini orangnya kaya semua, gak sepertimu!” kata Denia.
“kamu
itu lihat dari luarnya doang. Gak liat dari dalam hatinya!” kataku menasehati
Denia.
Deniapun terdiam. Denia diemput dan langsung
menaiki mobilnya. Pada saat ditengah jalan, tiba-tiba “BRAAK” mobil yang
ditumpangi oleh Denia bertabrakkan dengan truk yang besar. Denia dan supirnya
langsung dibawa pergi oleh warga disana ke rumah sakit.
Keesokkan harinya aku,Tania, Aini, dan Tika
menjenguk Denia di ruamh sakit.
“Hai..
kamu sudah sembuh belum? Apanya yang sakit?” tanyaku
“Kakiku
sakit.. makasih ya kalian sudah mau menjengukku. Kalian orang
pertama yang
jenguk aku.” Kata Denia sambil merintih kesakitan.
“Cuma
kaki kamu kan, gak ada yang lain kan?” tanyaku dengan nada penuh harap.
“iya,
yang parah Cuma kakiku doang kok, selama 4 hari aku gak bisa masuk sekolah.
Rani, makasih ya kamu mau jenguk aku padahal aku kan udah ahat sama kamu.”
“haha..
iya gak apa-apa, kamu cepet sembuh ya. Jangan terlalu banyak pikiran.” Jawabku.
Tania, Aini, dan Tika hanya terdiam terharu
melihat Rani dan Denia saling bermaaf-maafan.
“kamu
serius mau maafin aku?” tanya Denia tak percaya
“Iya..
aku serius, oiya kamu mau adi sahabat kita gak?”
“Hah?
Serius? Adi sahabat kalian?” tanya denia tak percaya
“Iya..
kita serius, mulai hari ini kita resmi sahabatan ya.”
Mulai hari itupun di rumah sakit, mereka resmi menadi sahabat. Dan Denia
bejanji akan merubah sikapnya menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar